Rabu, 24 Februari 2010

Andai RASULULLAH Berkunjung Ke Rumah Kita...

Setiap 12 Rabiul-awwal kaum Muslimin merayakan perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad saw. Suatu peristiwa yang diharapkan membawa kita meneladani kisah-kisah teladan Rasulullah yang dengan itu kita berpijak di keseharian kita. Berikut adalah sebuah renungan bagi kita untuk kembali menginstropeksi apakah kita masih pantas merayakan semaraknya maulid Nabi Muhammad saw. Apakah kita merayakan dengan penuh penghayatan atau hanya sekedar seremonial saja, atau ingin mencari berkah duniawi. Kita hanya ingin mendapatkan berkah tanpa mau mengikuti teladan Sempurna sang Nabi yang penuh Berkah itu.

Andai Rasulullah Berkunjung Ke Rumah Kita…

Bayangkan apabila Rasulullah dengan seizin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita. Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat, mencium tangan dan pipinya dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah sudi menginap beberapa hari di rumah kita. Beliau tentu tersenyum

……..Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah saw menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.

……..Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.

Bagaimana bila kemudian Rasulullah saw bersedia menginap di rumah kita?

……..Barangkali kita teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal Shalawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mempelajarinya.

……..Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Indonesian Idols atau AFI. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang shalat. Atau barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah

……Belum lagi koleksi buku-buku kita. Belum lagi koleksi kaset kita. Belum lagi koleksi karaoke kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun adzan berbunyi.

…….Barangkali kita menjadi malu karena pada saat Maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan shalat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al-Qur’an. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita.

…….Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita.

Bayangkan apabila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita…

Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu. Atau bahkan kita tidak mengenalnya sama sekali karena sirah Nabi kita Muhammad SAW jarang kita baca sehingga sifat-sifat fisik dan keteladanan Beliau tidak pernah kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari

Astagfirulloh… Ampuni Kami ya Allah…
Maafkan kami yaa Rasulullah……
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah……(www.agamaislam.info)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar