Kajian Komunikasi politik biasanya berpusat pada pembahasan tentang Opini publik. Hal ini terjadi karena sasaran komunikasi politik sendiri adalah bagaimana bisa menguasai dan mengarahkan opini publik sehingga bisa memberi manfaat bagi pelaku komunikasi politik (komunikator)
Sebelum membahas opini publik terlebih dahulu akan dibahas tentang cara memahami perilaku manusia. Menurut Dan Nimmo perilaku manusia dibagi kepada 3 bagian yaitu:
Aksi Diri, yaitu perilaku atau tindakan yang berasal dari kekuatan sendiri, perilaku ini berasal dari faktor psikologis pribadi seseorang. Seperti anak kecil yang senang bermain dengan teman-temannya atau ada juga yang senang menyendiri atau pemalu.
Interaksi, yaitu perilaku yang muncul karena ada sebab akibat. Perilaku ini berasal dari faktor sosial. Seseorang melakukan kegiatan A karena melihat orang lain berbuat serupa, atau karena dibujuk oleh orang lain.
Transaksi, yaitu perilaku yang berdasarkan nilai baik bersifat fisik, sosial atau abstrak. Perilaku seseorang muncul setelah adanya pertimbangan berdasarkan interpretasi. Perilaku ini termasuk kepada interaksionisme simbolik.
Kita kaji kembali pengertian dari Komunikasi Politik.
Komunikasi biasanya diartikan sebagai pembagian sesuatu diantara manusia, bisa berupa informasi, gagasan, perilaku, pengertian atau pengalaman. Menurut Dan Nimmo Komunikasi diartikan sebagai proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol.
Komunikasi dalam pengertian yang dasar bisa dilihat dari pendapat Harold Laswell, yaitu who says what, in which channel, to whom with what effect. Dari pengertian ini diperoleh unsur-unsur komunikasi, yaitu komunikator (who), komunikan (whom), pesan (what), media (channel) dan pengaruh (effect).
Adapun politik didefinisikan secara beragam. Ada yang mengartikannya sebagai kebijakan umum, ada juga kekuasaan, bahkan ada yang menyamakan politik dengan konflik. Menurut Harold Laswell politik adalah who gets what, when, how artinya siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana. Menurut Dan Nimmo politik diartikan sebagai kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik.
Akhirnya kita bisa mengetahui apa itu komunikasi politik berdasarkan dua pengertian diatas. Komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, komunikan politik, pesan politik, media politik dan efek politik.
Komunikator politik itu terdiri dari 3 jenis :
a) Politikus, yaitu orang yang terjun dalam dunia politik, baik calon maupun yang memegang jabatan di eksekutif, legislatif dan yudikatif (pols)
b) Profesional, yaitu orang yang menginterpretasikan kejadian politik seperti wartawan, atau PR (humas). Kelompok ini dikenal dengan sebutan “profs”
c) Aktivis, yaitu orang yang mempunyai kepedulian dengan masalah politik dalam istilah lain voluntary (sukarelawan) yang kemudian disebut “vols”
Opini Publik
Berbicara tentang opini publik maka kita harus mengkaji dulu definisi opini.
Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan seseorang dari objek dan situasi tertentu.
Opini memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi, yaitu :
Konstruksi personal. Opini berupa pengamatan dan interpretasi atas sesuatu secara sendiri-sendiri dan subjektif.
Konstruksi sosial. Konstruksi ini terdiri dari
- Opini kelompok. Opini pribadi di atas kemudian diangkat dalam kelompok tertentu. Maka jadilah opini kelompok.
- Opini rakyat Opini yang tersistematiskan melalui jalur yang bebas seperti pemilihan umum atau hasil polling.
- Opini massa yaitu opini yang berserakan, ini bisa berbentuk budaya atau konsensus. Inilah yang oleh para politikus disebut sebagai opini publik.
Konstruksi politik. Ketiga opini hasil konstruksi sosial diatas dihubungkan dengan kegiatan pejabat publik yang mengurus masalah kebijakan umum. Inilah opini publik yang dikaji dalam komunikasi politik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar