Kamis, 13 Desember 2012
Anas Yang Layu Sebelum Berkembang
CentroOne.ComRabu, 11 Jan 2012 - 22.20 WIB
Jakarta - Anas Urbaningrum sudah digadang-gadang akan masuk dalam jajaran tokoh yang maju di Capres 2014. Kans itu sebenarnya terbuka lebar, mengingat dia adalah Ketua Umum Partai Demokrat, partai penguasa yang menggolkan SBY menjadi Presiden RI 2 kali masa pemerintahan. Namun apa daya, orang yang ditunjuknya menjadi Bendahara Umum untuk partainya malah menjerumuskannya dalam berbagai kasus korupsi.
Nama Anas sudah tercoreng? Jelas, hal itu tidak terbantahkan. Sosok Anas yang santun tenggelam dengan imej yang telah dibentuk Muhammad Nazaruddin, bahwa mantan atasannya di Partai Demokrat itu menikmati uang berbagai kasus korupsi yang dilakukannya. Mulai kasus wisma atlet, kasus Hambalang, dan beberapa kasus yang masih ditangani KPK.
Akibatnya, berdasarkan hasil survei DCSC, Anas Urbaningrum menjadi tokoh yang meraih pemberitaan negatif terkait kasus wisma atlet. Anas yang belum terbukti bersalah, hanya sebatas saksi, sudah 'dihakimi' ikut terlibat. Inilah yang diprediksi akan mengganjal langkahnya, jika dia ikut mencalonkan diri maju menjadi pengganti SBY.
Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Trunojoyo Bangkalan, Mochtar W Oetomo menilai, kasus yang melibatkan beberapa politisi Partai Demokrat akan juga menurunkan citra partai tersebut. Hingga, Anas pun akan mendapat kesulitan jika memang dia maju Capres. Dia bahkan memprediksi tidak ada dukungan dari internal PD kepadanya.
"Di Partai Demokrat sendiri memang banyak tarik menarik kepentingan. Kiprah Anas dilihat di Demokrat memang belum rela benar dalam menjalankan partai itu. Tentu saja, Demokrat akan memilih sosok yang bisa melindungi kepentingan SBY dan keluarganya ke depan," tutur Mochtar kepada CentroOne.com, Rabu (11/1).
Ini terlihart, kata dia, saat Anas memegang Demokrat. Hingga saat ini, Anas belum bisa menunjukkan kepiawaiannya dalam berpolitik untuk melindungi kepentingan partainya. Berkali-kali Partai Demokrat terhantam gosip miring, Anas lebih banyak diam.
Hal tersebut menurut Mochtar, karena di sekitar Anas sangat banyak kelompok atau golongan yang memiliki kepentingan berbeda. Anas pun terdesak akan hal itu dan harus bisa memilah kepentingan yang terpenting.
Meski begitu, lanjut Mochtar, Anas masih berpeluang jika dalam konteks konstelasi yang lebih besar yang melibatkan pemain internasional. Anas dikatakannya tengah digadang-gadang menjadii wakil rumpun Islam kanan tengah. Ini merupakan bentuk aliran kanan ekstrim yang lebih moderat. Dulu, wakil yang dimunculkan rumpun ini adalah Prof Yusril Ihza Mahendra, namun karena karirnya mentok, kini digantikan Anas Urbaningrum.
"Namun Anas sendiri kini dihadap berbagai persoalan. Melihat hal ini, rumpun Islam Kanan Tengah sampai saat ini memang belum ada atau belum memiliki sosok yang mewakili konteks politik di Indonesia. Anas rupanya masih digadang," cetusnya.
Sementara Partai Demokrat pun belum pasti akan memajukan Anas, mengingat orang nomor satu dalam parpol tersebut adalah SBY. Wasekjen PD Ramadhan Pohan menegaskan hal ini.
"Ya, survei itu silakan sajalah. Tidak ada masalah dengan survei. Tetapi kita dari Demokrat belum memutuskan siapa yang akan maju," terang Pohan.
Bahkan Pohan menanggap wajar jika Anas dipersepsikan negatif dalam survei, mengingat kasus hukum yang menyeret namanya.
Hal senada pun dituturkan Sutan Batoeghana. Menurutnya, sah-sah saja Anas dimasukkan dalam kandidat capres 2014, dijajarkan bersama Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, Prabowo Subianto dan lainnya.
"Tapi kalau dalam survei itu Pak Anas dapat survei negatif, ya itu wajar karena selama tahun 2011 itu kita tahu lah Pak Anas banyak dikait-kaitkan dengan sejumlah kasus suap yang dilontarkan Nazar. Jadi wajar saja kalau hasil survei itu negatif," imbuhnya.
Reporter: Windhie Ariesman dan Luki Junizar - Editor: Ana Shofiana S
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar