Rabu, 12 Desember 2012
Masyarat Inginkan Figur Alternatif
Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia menginginkan adanya figur alternatif tampil dalam bursa calon presiden (capres) 2014, kata peneliti Institute Survei Indonesia (INSIS), Mochtar W. Oetomo.
"Selama dua kali pemilihan presiden pada 2004 dan 2009 serta menjelang pemilu presiden 2014 figur yang tampil selalu tokoh itu-itu saja," ujarnya ketika mempublikasi hasil survei figur capres alternatif di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, masyarakat mulai jenuh dengan figur calon presiden yang selalu muncul sejak Pemilihan Presiden 2004 dan menginginkan adanya regenerasi calon presiden.
Dari hasil survei yang dilakukan INSIS, menurut dia, sebanyak 82,14 persen responden menginginkan adanya regenerasi calon pemimpin nasional serta sebanyak 93,27 persen responden menyatakan sangat penting adanya calon presiden alternatif.
Mochtar mengemukakan, dari jawaban responden sebanyak 88,78 persen mengharapkan munculnya calon pemimpin yang tegas dalam membuat keputusan, serta sebanyak 71,58 persen berharap calon pemimpin yang berani mengambil risiko.
Masyarakat melalui jawaban responden, menurut dia, berharap adanya pemimpin yang dekat dengan rakyat (95,51 persen), memiliki pemahaman agama yang kuat (89,15) persen, serta intelek (82,64) persen.
"Dari fenomena tingkat kesukaan masyarakat tersebut, maka kami mengajukan nama-nama politisi muda pengurus partai politik yang potensial untuk menjadi calon presiden alternatif," katanya.
Mochtar menjelaskan, survei dilakukan terhadap 1.070 responden yang tersebar di 33 provinsi pada periode 16 Nopember hingga 4 Desember 2012.
Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka yang sampelnye dipilih secara acak dengan pola multistage random sample, serta tingkat kesalahan tiga persen.
Tingkat pendidikan responden, menurut dia, mulai dari tidak berpendidikan hingga berpendidikan doktor dan mayoritas berpendidikan SLTA sebanyak 42, 61 persen.
(T.R024/S023)
Editor: Priyambodo RH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar