Kamis, 13 Desember 2012

Pemilukada Tak Lagi Sexy

Surabaya. Cetroone.Com 14/12/2012 - Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) dari waktu ke waktu semakin tak menarik perhatian publik. Ini dibuktikan dengan rendahnya tingkat partisipasi pemilih di berbagai Pemilukada di nusantara ini.

Contoh kecilnya di kawasan Jatim. Pelaksanaan Pemilukada yang sudah berlangsung ada di Sampang, Bangkalan dan Nganjuk. Tingkat partisipasi di tiga wilayah dalam menyambut Pemilukada sangat kecil. Tiga tempat itu melaksanakan Pemilukada dalam waktu bersamaan, Rabu (12/12/2012).
Dari tiga kabupaten itu, yang paling rendah partisipasi pemilihnya adalah di Kabupaten Bangkalan. Berdasar riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC), partisipasi pemilih hanya sebesar 58,50 persen dari total warga.

“Artinya, angka golput di Kabupaten Bangkalan mencapai 41,50 persen. Sementara di Nganjuk partisipasi pemilih mencapai 60 persen dan di Kabupaten Sampang mencapai 75 persen,” ujar Mochtar W Oetomo selaku Direktur SSC, Jumat (14/12/2012).

Dosen Komunikasi Politik di Universitas Trunojoyo Madura ini juga menegaskan, rendahnya partisipasi pemilih merupakan sebuah ironi demokrasi. Pasalnya, tegaknya demokrasi di suatu bangsa ditentukan tingkat partisipasi publik di Pemilu.

“Ini juga menunjukkan kegagalan proses-proses agregrasi, rekruitment, artikulasi, konsolidasi dan mobilisasi politik yang menjadi tanggung jawab partai politik. Rendahnya partisipasi pemilih menunjukkan bahwa Pemilukada tidak lagi menjadi momentum yang menarik dan menggairahkan bagi publik,” tambah Mochtar.

Salah satu penyebabnya, kata Mochtar, karena tidak menariknya kandidat yang bertarung di Pemilukada tersebut. Publik jenuh dan bosan dengan kontestan para kandidat yang dari Pemilukada satu ke Pemilukada berikutnya hanya diisi dan didominasi oleh sosok itu-itu saja.

Partai politik gagal dalam menjalankan proses kaderisasi, terbukti tidak mampu menyediakan kandidat yang diusung sebagai magnet yang mampu menarik publik untuk datang ke bilik suara.
“Rata-rata, kandidat yang maju juga memiliki sikap tak siap kalah. Sehingga berbagai cara ditempuh untuk menang. Seperti black campaign sampai money politik. Realitas ini membuat gairah publik berpartisipasi semakin menurun, karena Pemilukada tidak lagi sexy,” beber alumnus Universiti Sains Malaysia ini.

Oleh: Windhi Ariesman - Editor: Masruroh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar