Sabtu, 15 Desember 2012

PEROMBAKAN KABINET Reshuffle Jalan ke Arah Legasi SBY



Senin, 10 Desember 2012


JAKARTA (Suara Karya): Momentum reshuffle terkait kekosongan jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga yang ditinggalkan Andi Alifian Mallarangeng merupakan kesempatan terakhir bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengevaluasi total kabinetnya. 
Demikian dikemukakan pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto dan Direktur Lingkar Madani (Lima) untuk Indonesia Ray Rangkuti, di Jakarta, kemarin.
Gun Gun menilai, Presiden harus memanfaatkan momentum ini untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
"Karena, SBY sudah dua kali menjadi presiden, dan manurut aturan, tak bisa maju lagi. Karena itu, SBY harus meninggalkan legasi untuk bangsa ini. Dan peluang emas itu adalah merombak total kabinetnya untuk memperbaiki kinerja pemerintah," kata Gun Gun.
Andi Mallarangeng mundur dari jabatan Menpora karena ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi proyek Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Gun Gun mengatakan, sejak Juli 2012 telah ada pernyataan beredar terkait sejumlah kementerian yang kongkalikong dengan legislatif dalam hal anggaran. Demikian pula yang dilaporkan Seskab Dipo Alam ke KPK menyangkut keterlibatan beberapa kementerian.
"Ini kian mempertegas bahwa bisa jadi Istana tahu benar praktik korupsi politik yang dilakukan orang-orang di kementerian," katanya.
Menurut dia, apabila terdapat data verifikatif dan faktual, bukan karena semata-mata skenario manajemen konflik dengan cara membuka dan menutup kasus tertentu, maka Presiden SBY berkepentingan membereskan perilaku koruptif yang terjadi di birokrasi di bawah kepemimpinannya.
"Belum lagi ukuran-ukuran key performance index (KPI) yang selalu diberikan masukan oleh UKP4, kan bisa menjadi dasar faktual bagi Presiden untuk mengevaluasi menteri-menteri di bawahnya," katanya.
Ia menilai, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan perombakan total kabinet, karena masa jabatan Presiden SBY tidak lama lagi akan berakhir.
"Tak mungkin SBY melakukan reshuffle berdekatan dengan proses turunnya dia dari kekuasaan. Tahun depan sudah sangat mepet dan rasanya reshuffle sama sekali tidak akan punya nilai lagi karena kehilangan momentum," ujarnya.
Andi Mallarangeng memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menpora pada Jumat (7/12). Ia juga telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Andi Mallarangeng menekankan bahwa pengunduran dirinya tersebut merupakan inisiatifnya sendiri seiring penetapan dirinya sebagai tersangka kasus korupsi proyek Hambalang oleh KPK.
Hal sama disampaikan Ray Rangkuti. Menurut dia, Presiden harus tegas dan cepat tanggap merespons keinginan publik. "Evaluasi total adalah solusi untuk memperbaiki kinerja pemerintah. Apalagi, masa kerja SBY sebentar lagi berakhir dan akan makin banyak tersita untuk memikirkan partainya," ucap Ray.
Seiring itu, citra Partai Demokrat juga makin runtuh. Hasil survei Institut Survei Indonesia (Insis) yang dipublikasikan di Jakarta, Minggu, menyimpulkan bahwa Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai politisi muda paling populer tetapi tak disukai publik.
Peneliti INSIS Mochtar W Oetomo menjelaskan, popularitas Anas mencapai 82,05 persen, melampaui popularitas politisi muda lainnya.
Meski merupakan politisi muda paling populer, menurut Muchtar, namun tingkat kesukaan masyarakat atau elektabilitas Anas hanya berada di peringkat kelima dengan tingkat kesukaan 37,17 persen persen.
Politisi muda yang paling disukai adalah Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso dengan tingkat kesukaan 53,73 persen, kemudian Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (51,02 persen), mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan Pramono Anung (49,53 persen).
Selanjutnya, anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (47,75 persen), Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo (43,08 persen), Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, Politisi PDI Perjuangan Budiman Sujatmiko (38.13 persen).
Mochtar memperkirakan, Anas Urbaningrum adalah figur yang paling populer karena sangat sering tampil di media massa. Tetapi, ia kurang begitu disukai karena Partai Demokrat terkait kasus dugaan korupsi.
Mochtar menjelaskan, survei itu dilakukan terhadap 1.070 responden yang tersebar di 33 provinsi pada periode 16 November hingga 4 Desember 2012.
Survei itu menggunakan metode wawancara tatap muka yang sampelnye dipilih secara acak dengan pola multistage random sample serta tingkat kesalahan 3 persen. Tingkat pendidikan responden, menurut dia, mulai dari tidak berpendidikan hingga berpendidikan doktor dan mayoritas berpendidikan SLTA sebanyak 42, 61 persen.
Di pihak lain, tadi malam, sejumlah petinggi DPP Partai Demokrat mulai berdatangan ke Cikeas. Mereka mendengarkan arahan dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait beberapa isu hangat yang menerpa partai berlambang bintang mercy itu saat ini.
Tampak antara lain, Anas Urbaningrum, Ruhut Sitompul, Jero Wacik, dan EE Mangindaan, yang tiba di kediaman SBY berturut-turut sekitar pukul 20.00 WIB. Pertemuan yang berlangsung tertutup itu dimulai 20.30 WIB.
Namun, karena mayoritas pengurus DPP dan anggota masih menghadiri resepsi pernikahan anak dari Ketua Devisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Deny Kailimang, acara pun diundur 2,5 jam. Kendaraan para petinggi Demokrat tiba di Cikeas melalui dua jalur, yakni gerbang depan kompleks Puri Cikeas dan melalui gerbang belakang. Tidak terlihat adanya bus yang biasanya dipakai anggota fraksi yang datang secara rombongan.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Nurhayati Ali Assegaf menjelaskan, pertemuan para politisi Partai Demokrat dengan SBY sama sekali tak menyinggung masalah status tersangka yang dikenakan KPK terhadap Andi Mallarangeng.
"Sama sekali tidak disinggung soal itu," katanya kepada wartawan yang mencegatnya usai pertemuan di Cikeas, Bogor, Minggu (9/12) malam.
Nurhayati menyatakan, Andi Mallarangeng juga tak hadir. Sebab, selain mundur dari KIB II, Andi Mallarangeng juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat. "Karena telah mengundurkan diri, makanya beliau tidak hadir," ujar Nurhayati, yang didampingi Saan Mustopa dan Ruhut Sitompul.
Menyinggung siapa kader Demokrat yang ditunjuk mengisi posisi Sekretaris Dewan Pembina, menurut dia, juga tidak disinggung SBY, meski diakui posisi tersebut amat diperlukan dalam konsolidasi internal partai menjelang Pemilu 2014.
"Tapi kan nggak harus buru-buru diisi lagi. Kosong sementara biasa saja," ujar politisi wanita asal Malang, Jawa Timur, ini.
Sementara itu, Presiden SBY, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, diminta cepat memilih pengganti Andi Mallarangeng untuk mengisi kursi lowong Menteri Pemuda dan Olahraga. Menpora baru pun punya segudang tugas membenahi olahraga nasional.
"Harus cepat terpilih, jangan lama-lama karena Menpora yang baru punya banyak tugas yang harus dikerjakan," kata anggota Komisi X DPR Raihan Iskandar.
Meski harus cepat menentukan pengganti Andi, pilihan siapa menteri baru, lanjut Raihan itu, menjadi hak prerogatif Presiden. "Kita cuma berharap siapa pun yang terpilih bisa mengembangkan olahraga, utamanya dari sisi prestasi," ucapnya.
Raihan mengaku tak mempermasalahkan Menpora yang berasal dari kader partai, asalkan menteri baru itu komitmen memisahkan urusan politik dengan olahraga nasional. "Jangan sampai olahraga terkontaminasi urusan 2014," katanya. (Feber S/Tri Handayani/Rully) 
 
 
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=316904

Tidak ada komentar:

Posting Komentar