Dua periode menjabat Wagub menjadi modal berharga bagi Gus Ipul untuk melangkah ke kursi gubernur di Pilgub Jatim 2018. Problemnya dia bukan kader partai sehingga butuh meningkatkan posisi tawar untuk mendapat 'kendaraan'. Namun strategi 'check sound' kelewat dini dinilai justru bisa membuat tergelincir.
Langkah Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Saifullah Yusuf melakukan 'check sound' menyongsong Pilgub Jatim 2018 mendapat sorotan sejumlah pihak. Lantaran hajatan demokrasi masih dua tahun lagi, 2018, pejabat yang akrab disapa Gus Ipul itu dinilai tergesa-gesa. Terlebih dia sudah cukup dikenal di Jatim karena posisinya saat ini.
Pengamat Politik Universitas Negeri Trunojoyo, Mochtar W Oetomo menilai, sikap Gus Ipul menunjukkan bahwa dia kurang percaya diri (pede). Padahal sebagai incumbent Wagub selama dua periode mendampingi Gubernur Soekarwo, popularitasnya lumayan bagus.
Mochtar menganggap strategi tersebut cukup riskan. Apalagi bila kegiatannya dilakukan dengan mendompleng jabatannya sebagai Wagub. Bukan atas nama pribadi, sebagai tokoh NU maupun Jatim.
“Bila ini yang terjadi, maka sikap agresif itu bisa blunder. Masyarakat Jatim saat ini sudah cerdas. Mereka tidak suka dengan calon yang terang-terangan seperti itu. Maka strategi harus diubah. Harus lebih soft, sehingga masyarakat bersimpati,” urainya, akhir pekan lalu.
Menurut Muchtar, ada beberapa alasan sehingga Gus Ipul agresif mengenalkan diri. Pertama karena dia belum punya partai, sehingga strategi itu dipakai untuk meningkatkan nilai 'tawar'. Tujuannya, ada partai besar yang tertarik untuk mengusungnya.
Partai yang dimaksud yakni PKB karena satu-satunya yang bisa mengusung calon sendiri (20 kursi di DPRD Jatim) pada Pilgub 2018. Selain itu, PKB memiliki basis massa yang mengakar di Jatim dan punya kedekatan dengan Nahdliyin (warga NU).
Kedua, untuk membentengi bakal calon lain. “Ibarat sepakbola, pertahanan paling baik adalah menyerang. Ini yang dipakai Gus Ipul saat ini. Agar kandidat lain tidak punya kesempatan, maka dia begitu agresif,” tutur Mochtar.
Disinggung mengenai minimnya bakal calon lain yang muncul di permukaan, Mochtar menganggap hal itu sebagai strategi. Menurutnya, kandidat lain sengaja diam untuk menunggu momentum. “Mereka ingin melihat Gus Ipul tergelincir lebih dulu, setelah itu mereka baru muncul,” tandasnya.
Sebelumnya di beberapa kesempatan, Gus Ipul telah melakukan ‘check sound’ di antaranya membagi-bagikan kopi sachet, gelas dan buku saku bergambar dirinya di food court Jalan Urip Sumoharjo, Surabaya.
Terbaru, membuat bikin gebrakan melalui 'Gerakan Peduli Tetangga (GBT)' yang bertujuan untuk lebih mendekatkan antar warga masyarakat di lingkungan Rukun Tetangga (RT). Gerakan ini juga dianggap bagian dari solusi atas keprihatinan kondisi masyarakat yang mulai terkikis dari tradisi gotong royong dan saling sapa antartetangga.
Program GPT ini yang digagas Gus Ipul bersama Eep Saefulloh Fatah, pengamat politik Universitas Indonesia (UI), itu juga bisa diaplikasikan melalui Teknologi Informasi (TI) bernama Tetangga. Aplikasi ini dilaunching 13 Febuari lalu di Sun City, Sidoarjo.
Kendati demikian, Gus Ipul enggan berterus terang menganai maksudnya itu. Dia berdalih, pembagian kopi dan gelas sekadar untuk mempromosikan kopi lokal Jatim. Tujuannya, produksi kopi lokal Jatim bisa dikenal dan merakyat.
“Warga Jawa Timur ini kan suka sekali ngopi. Nah, saya ikut memromosikan agar kopi yang dikonsumsi adalah kopi kita sendiri,” dalihnya.
Soal foto dirinya yang tercetak pada bungkus kopi dan gelas, dia hanya terkekeh, “Nah, kalau itu saya numpang promosi.”
Ini bukan kali pertama Gus Ipul membagikan kopi, gelas dan buku saku tersebut. Di beberapa kesempatan, dia juga melakukan hal sama.
Informasi yang dihimpun Berita Metro di lingkungan Pemprov Jatim, saat ini Gus Ipul memang rajin mendatangi kegiatan sosial kemasyarakatan. Beberapa di antaranya pengajian umum, haul tokoh agama dan podok pesantren, seminar, serta kegiatan yang banyak dihadiri peserta.
Bahkan, acara yang sudah dihadiri Gubernur Soekarwo pun, Gus Ipul sering ikut hadir. Ini sering terjadi pada kegiatan partai. Beberapa di antaranya saat pengukuhan pengurus DPW Partai Hanura Jatim serta seminar restorasi ekonomi Partai Nasdem.(zal/rdl
)
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar